Selasa, 02 Juni 2020

Pengawetan Hijauan Pakan dengan Hay

Pengertian Hay

Pengertian Hay. Pembuatan hay merupakan salah satu cara pengawetan HPT yang sederhana dan telah populer dikalangan peternak Indonesia. Hay adalah hijauan makanan ternak yang sengaja dipotong dan dikeringkan agar bisa diberikan kepada ternak pada kesempatan yang lain. 

Pengertian hay yang lain adalah tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-rumputan/leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air 15 -20%. Namun kadar air hay yang baik adalah 15-16%, dalam kondisi ini hijauan pakan tidak akan membusuk bila disimpan. Bila penjemuran dilakukan dengan sinar matahari, caranya setelah HPT dipotong, langsung dijemur dengan cara menebar di lantai jemur atau pada rak-rak penjemuran, setiap 2 jam sekali dibalik. Kegiatan penjemuran dilakukan antara 3 – 4 hari. Pembuatan hay biasanya dilakukan pada akhir bulan Maret pada saat surplus produksi hijauan pakan, dan panas matahari cukup.

 


Gambar 1.  Hay yang dipadatkan.


Prinsip dari pengeringan yaitu menurunkan kandungan air sehingga aman untuk disimpan dalam arti dapat menghentikan/menghambat aktivitas dari tumbuhan itu sendiri dan enzim dari mikrobia yang terdapat di dalamnya sehingga aman untuk disimpan. Hay merupakan metode konservasi yang banyak dilakukan (mencapai 20% dari total produksi hijauan di negara maju) dengan pengelolaan yang relatif sederhana dan mudah dilakukan. 


Tujuan Pembuatan Hay

Pembuatan hay bertujuan untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak menganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memiliki daya cerna yang lebih tinggi agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau. 


Metode Pembuatan Hay

Pembuatan hay dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain metode hamparan dan metode pod. 

 

Metoda hamparan, merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara menghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan dibolak balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air 20-30% dengan tanda warna kecoklat-coklatan.


Gambar 2.  Pembuatan Hay dengan Metode Hamparan

Metoda Pod, dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat penyimpanan hijauan yang telah dijemur selama 1-3 hari (kadar air ± 50%). Rak tempat penyimpanan dapat berupa rak kaki tiga yang ujung bagian atasnya menjadi satu (tripod) atau kaki empat (tetrapod).

 

Gambar 3.  Pembuatan Hay dengan Metode POD

Apapun metode pembuatan hay yang dilakukan yang penting adalah hijauan yang akan dibuat hay dipanen pada saat menjelang berbunga ketika kandungan protein tinggi dan kandungan air serta seratnya optimal, proses pengeringan dilakukan dengan sempurna,  dan disimpan di tempat yang kering, terlidung dari air hujan, sehingga akan diperoleh hay yang berkualitas baik. 


Peralatan dan Bahan Pembuatan Hay
Peralatan yang digunakan :

1.   Sabit rumput/mesin pemanen rumput.

2.   Pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput yang akan dikeringkan.

3.   Alat pengukur kandungan air (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).

4.   Tali untuk mengikat hay yang sudah kering.

5.   Gudang untuk menyimpan hay.

Bahan yang diperlukan : 

1.   Hijauan yang berbatang halus, sehingga mudah dikeringkan.

Proses pembuatan hay :

1.   Sabit/potong hijauan di kebun rumput! 

2.   Lakukan penimbangan berat hijauan yang diperoleh!

3.   Lakukan pengeringan rumput dengan sinar matahari di lantai jemur! Apabila penjemuran dilakukan menggunakan para-para yang mendatar atau miring, hijauan hendaknya dibalik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan air, yaitu 12-20% (kira – kira 1-3 hari).

4.   Lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur kandungan air!

5.   Jika hay sudah jadi, buatlah hay dalam bentuk gulungan –gulungan dan diikat menggunakan tali rafia.

6.   Simpan hay di dalam gudang penyimpanan.

7.   Lakukan pengontrolan secara periodik untuk mengetahui kualitas hay dalam penyimpanan.

Keuntungan Pembuatan Hay
Keuntungan pembuatan hay adalah :

1.   kwantitas nutrisi relatif lebih lama dapat dipertahankan,

2.   kehilangan nutrisi di lapangan dapat dikurangi dengan pemotongan hijauan pada stadium pertumbuhan yang tepat yaitu saat menjelang berbunga (stage of maturity).

3.   kehilangan nutrisi selama pengawetan dan penyimpanan dapat dikurangi bila menggunakan peralatan tambahan pada waktu penjemuran dan hay yang dihasilkan dari proses pengawetan yang baik dapat dipertahankan keawetannya dalam waktu yang lama dengan sedikit kehilangan zat makanan yang dikandungnya.


Kerugian Pembuatan Hay

Kerugian pembuatan hay dapat terjadi pada saat pra pembuatan, proses pembuatan maupun pada pasca pembuatan. 


Kerugian Pra Pembuatan

Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kadar air optimal), Jika kadar air terlalu tinggi, sementara proses pembuatannya tidak sempurna, maka hay yang diperoleh berjamur sehingga menyebabkan kualitasnya rendah. 

 

Di Indonesia limbah pertanian terutama jerami padi banyak diolah menjadi hay karena hasilnya berlimpah, tidak perlu menanam khusus tinggal mengumpulkan saja sehingga penggunaannya menjadi sangat populer, meskipun rendah nutrisi. Sehingga perlu perlakuan khusus dengan penambahan garam atau baking soda atau pengawet lainnya untuk meningkatkan palatabilitas dan menekan pertumbuhan jamur. Selain itu pencacahan menjadi ukuran lebih kecil juga sangat penting untuk meningkatkan kecernaan 

 

Kerugian Proses Pembuatan 

Kerugian yang terjadi pada pembuatan hay di lapangan dapat disebabkan oleh shattering, respirasi dari hijauan yang dipotong sampai sel-sel tanaman mati, kerugian akibat fermentasi dan bleaching dan kerugian nutrisi karena leaching. 

 

Shattering, khususnya harus diperhatikan pada tanaman legum. Bila pemotongan/pemanenan tanaman ditunda terlalu lama, daun cenderung menjadi rusak atau hancur sewaktu penanganan. Kerugian ini sangat penting artinya karena daun mengandung dua sampai tiga kali lebih besar prosentase proteinnya dari pada batang. Daun lebih kaya dalam hal mineral dan vitamin dari pada batang dan rendah serat kasarnya. 

 

Respirasi, ketika hijauan dipotong, hijauan tersebut masih dapat melakukan respirasi yang aktif sampai sel-sel menjadi mati, sebagai hasilnya berupa sel-sel yang sudah kering. Perubahan yang disebabkan karena respirasi sebagian besar terjadi terhadap karbohidrat di dalam tanaman. Besarnya kerugian tergantung dari lamanya sel-sel menjadi mati. Tanaman sesudah dipotong tetap melakukan metabolisme secara kontinyu dan metabolisme ini dapat menghilangkan sejumlah zat-zat makanan. Keuntungan pada pengawetan yang cepat adalah menghentikan metabolisme yang berlebihan. Pada kenyataannya dengan mereduksi kadar air secara cepat adalah penting sekali terhadap efisiensi pada pengawetan tersebut. 

 

Respirasi dapat menyebabkan kerugian pada fraksi karbohidrat yang dapat larut. Gula dioksidasi menjadi karbón dioksida dan air. Kehilangan fraksi karbohidrat ini mengakibatkan naiknya prosentase dinding sel, khususnya selulosa dan lignin sehingga menaikan kadar serat kasat. 

 

Fermentasi, fermentasi terjadi pada zat-zat makanan organik, khususnya gula dan pati, yang mengalami oksidasi menjadi karbón dioksida dan air. Jika keadaan cuaca menguntungkan dan hay diawetkan dengan metode yang layak, kerugian akibat fermentasi relatif kecil, namun sebaliknya, kalau terjadi fermentasi berlebihan akibatnya hay menjadi berwarna merah tua atau coklat. Kerugian oleh fermentasi tidak berakhir pada waktu pengawetan, juga pada saat penyimpanan hay dalam gudang karena akan timbul fermentasi dan panas, sehingga kualitasnya menjadi turun. Fermentasi berlebihan dapat dicegah dengan cara mereduksi kadar air hijauan melalui proses pengeringan yang cepat. 

 

Bleaching terjadi disebabkan oleh destruksi (penghancuran) kloropil oleh sinar matahari. Bila hay mengalami bleaching, hay akan menjadi rapuh, kualitas menurun karena turunnya palatabilitas dan digestibilitas, warna menjadi buruk, aroma hilang dan nilai berkurang. Aksi bleaching meningkat jika terkena hujan dan embun. Jika hay mengalami bleaching akibat penyinaran matahari yang lama, hampir semua karoten hilang. 

 

Leaching , bila selama periode pengawetan hay mengalami kehujanan, maka akan terjadi penipisan / pengeluaran nutrisi (leaching) atau terjadi kehilangan nutrisi yang larut dalam air. 

 

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat proses pengawetan yaitu penggunaan atap dari plastik transparan dan para – para pada saat penjemuran. Karena jika tidak menggunakan atap lebih banyak kehilangan bahan kering akibat fermentasi dan rontok daun dibanding yang menggunakan atap. Jika tidak menggunakan atap dan para - para menyebabkan tejadinya penurunan kadar protein, karena terjadi peristiwa leaching, rontok daun dan muncul jamur, serta menyebabkan menurunnya total pigmen, karena terjadi bleaching. Kandungan nutrisi hay dari proses pengeringan dengan menggunakan atap dan para – para lebih tinggi, maka hay tersebut memiliki daya cerna bahan kering dan bahan organik yang lebih tinggi. 


Kerugian Pasca Pembuatan

Kualitas hay yang disimpan dipengaruhi oleh kadar air terakhir waktu hay akan disimpan, lamanya waktu penyimpanan dan kelembaban lingkungan sekitarnya. Kadar air terakhir waktu hay akan disimpan berkisar antara 15-16%. Penyimpanan hay yang dilakukan sebelum cukup kering / mengandung kadar air yang berlebihan akan mudah tumbuh jamur, hal ini tidak baik untuk pakan ternak. 


Kualitas Hay

Ciri – ciri Hay yang berkualitas

1.   Hay yang berkualiatas baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

2.   Warna hijau mengkilau/ kekuning-kuningan

3.   Daun-daunnya masih utuh, tidak banyak banyak yang rusak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering sebab akan mudah patah Lemas, mudah dibengkokan.

4.   Rasio daun lebih banyak, batang lebih sedikt.

5.   Tidak kotor dan tidak berjamur.

6.   Bau harum khas hay

7.   Nilai gizinya tetap tinggi

8.   Disukai ternak.

Faktor – faktor yang mempengaruhi Kualitas Hay

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai nutrisi hijauan pakan ternak dalam bentuk kering /hay adalah: 

 

Kondisi tanah

Kondisi tanah (kesuburan tanah) akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman hijauan pakan dan akan mempengaruhi kandungan nutrisinya. 


Species tanaman,

Setiap spesies tanaman hijauan pakan secara genetik memiliki kandungan nutrisi yang berbeda – beda. 


Tingkat pertumbuhan tanaman dan waktu pemanenan

Untuk mendapatkan hay yang berkualitas, hay harus dibuat dari hijauan yang dipotong pada stadium pertumbuhan yang tepat. 


Banyaknya daun

Tanaman hijauan pakan yang memiliki daun yang rimbun lebih berkualitas dibanding dengan tanaman hijauan pakan yang kondisi daunnya sedikit dan kurus. 


Bentuk fisik

Tidak banyak daun yang rusak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak kotor dan tidak berjamur. 

 

Perubahan kimia dan kehilangan selama pengeringan. 

 

Hasil pengeringan berkorelasi positif dengan cuaca. pada cuaca baik akan dihasilkan hay yang baik, tetapi pada cuaca jelek akan dihasilkan hay yang jelek. Kandungan nutrient dalam hay yang berkualitas jelek sudah sangat miskin terutama karbohidrat non struktural dan pro vitamin A. Pada konservasi yang baik sedikit terjadi penurunan kualitas hijauan pakan. 


Penyimpanan.

Penyimpanan hay yang dilakukan sebelum cukup kering dapat dirusak oleh proses pembakaran spontan dan hay yang mengandung kadar air berlebihan, cenderung berjamur. Hai ini tidak baik digunakan sebagai pakan ternak. 

Penggunaan Hay

Penggunaan hay untuk pakan ternak perlu dibatasi, hal ini karena kualitas hay tidak akan pernah sama dengan kualitas hijauan segar. Kesetaraan hay disbanding dengan rumput segar berkisar antara 85 - 90%. Sehingga pemberian harus dibatasi disamping kualitas menurun dan palatabilitas juga menurun. Pemberian hay disarankan tidak lebih dari 35% jumlah pakan yang diberikan, jika lebih dari 35% maka harus ditambah pakan konsentrat untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Jadi idealnya kombinasi hijauan segar, hay dan konsntrat.


0 komentar:

Posting Komentar