Kamis, 04 Juni 2020

Koleksi dan Penanganan Telur


Tujuan pemeliharaan ayam untuk memperoleh telur tetas optimum yang bersih, bebas retak, dan berat minimum . telur tetas beratnya minimum 52 gram. Telur yang diambil telur tetas minimum berumur 24 minggu. Telur yang terlalu berat daya tetasnya rendah. Berat telur >70 gram tidak dikategorikan sebagai telur tetas.

Upaya menjaga agar telur tidak terlalu besar dapat dilakukan :
  • Pada saat ayam bertelur 5%, dilakukan penimbangan ayam. Ayam yang terlalu besar akan bertelur      besar juga.
  • Kandungan minyak pakan yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan danmenaikkan berat telur. disarankan menggunakan minyak jenuh pada formulasi pakan
  • Pengurangan asam amino akan menghasilkan telur yang lebih kecil, tetapi jumlah telur menurun. Disarankan tidak mengubah komposisi asam amino.
  • Setelah umur 40 minggu, energi pakan dapat diturunkan 50 kkal/kg agar berat telur stabil.
Sebelum mengambil telur petugas harus mencuci tangan dengan sabun. Pengambilan telur dilakukan secara manual dengan tangan. Alat yang digunakan bisanya troli untuk mengangkut dan egg tray untuk menampung telur. telur harus dipegang dengan hati-hati, berdasarkan pengelaman kerusakan telur yang paling banyak disebabkan oleh kecerobohan operator. Kecerobohan operator dapat menyebabkan telur jatuh, terantuk benda hingga retak. Penyusunan egg tray yang tidak tepat juga dapat menyebabkan kerusakan telur.

Sangkar harus dijaga kebersihan dari kotoran, telur retak harus dengan segera. Frekuensi pengambilan telur minimal sehari 4 kali, yaitu ada pagi, siang dan sore hari. Pengawasan yang ketat harus dilakukan pada saat pengambilan telur utuk mengurangi kerusakan telur dan keamanan telur dari pencurian oleh karyawan. Telur yang kondisinya rusak parah ditinggal di kandang sedang yang rusak ringan atau cacat fisik diambil untuk nantinya diseleksi.

Telur yang dilantai disarankan untuk tidak dipilih sebagai telur tetas. Tetapi dengan alasan ekonomi dapat ditetaskan kalau telur bersih dan cepat diambil. Disarankan untuk tidak mencampur telur kotor dan bersih. Telur-telur yang sudah terkumpul kemudian diangkut ke tempat penyortiran dan gudang penyimpanan. Penyortiran atau seleksi telur berdasarkan kerusakan dan konsisi fisik yang tidak normal. Cacat telur tersebut dapat berupa bentuk tidak normal, terlalu kecil, retak/pecah, kuning telur ganda, kerabang terlalu tipis, dll. Berat telur standar antara 63-64 gram.

Telur yang cacat, rusak atau kotor dipisahkan, kemudian dijual sebagai telur konsumsi. Pembeli kebanyakan tukang kue, bahkan dibeberapa peternak telur dipecah dan diambil isinya saja. Jadi penjualan telur sudah tanpa kerabang. Telur yang baik ditimbang, asil penimbangan dicatat dan telur disimpan dalam gudang penyimpanan telur. Pada alas gudang telur harus diberi pallet agar telur tidak lembab. Temperatur dan kelembaban didalam gudang telur harus baik. Ventilasi udara cukup, cahaya yang masuk cukup.

Telur yang sudah terseleksi kemudian difumigasi. Bahan fumigasi dapat menggunakan cholrin dioksida 80 ppm atau formalin. Embryo berkembang pada suhu >22*C. Untuk itu telur yang sudah bersih kemudian disimpan diruangan yang ber AC, dengan suhu 15-18*C untuk menghambat tumbuhnya bakteri dan perkembngan embryo. Penyimpanan ini bersifat sementara, menunggu telur diangkut ke tempat penetasan. Fumigasi dapat dilakukan segera setelah keluar dari ayam. Bahan yang digunakan dengn fromalin 30% dan KmnO4 (Kalium Permanganat) 20 gram untuk setiap 1 m3 ruang. Lama fumigasi 20 menit.

0 komentar:

Posting Komentar